Archive for November 2015

Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

    Masyarakat  adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
    Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

1. Masyarakat Kota
Pengertian
  Masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
   Masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.

Ciri-ciri masyarakat kota
a). Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di               desa. 
b). Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung                   pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
c). Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-                  batas yang nyata.
d). Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh              warga kota dari pada warga desa.
e). Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada             faktor pribadi.
f). Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan               individu.

g). Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya                 terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
                                                                                                                                        
2. Masyarakat Desa
Pengertian
     Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau persatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
  Masyarakat pedesaan lebih bersosialisasi dengan kepribadian yang sederhana. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka hampir hafal semua penduduk yang tinggal di desa. Masyarakat pedesaan juga sangat ramah terhadap orang asing yang belum dikenalnya. Untuk kepribadian, masyarakat pedesaan lebih terkesan santai karena kerjanya tidak terlalu berat seperti masyarakat perkotaan. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan dan bersifat horizontal serta mementingkan kebersamaan. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan.

Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan
a).  Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih                mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di                      luar batas-batas wilayahnya.
b).  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
c). Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan –                         pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang                   biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d)   Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat             dan sebagainya.

Perbedaan Masyarakat Perkotaan dengan Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
a). Jumlah dan kepadatan penduduk
b    Stratifikasi social
c)   Pola interaksi social
d)   Lingkungan hidup
e)   Corak kehidupan social

Masyarakat Pedesaan
a)     Solidaritas social
b)     Mata pencaharian
c)     Mobilitas sosial



Kesimpulan
     Masyarakat kota dan desa saling berhubungan serta saling bergantung satu sama lain dan membangun sebuah sistem tatanan yang tidak dapat dipisahkan yang satu sama lain, meskipun memiliki banyak perbedaan tetapi saling memenuhi.



Sumber - Sumber :

Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

Posted by : Dyhan
Sabtu, 21 November 2015
0 Comments
PELAPISAN MASYARAKAT, ELITE & MASSA



PELAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI)

A. Pengertian Pelapisan Masyarakat
   Pelapisan masyarakat (social stratification) merupakan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya.
Pelapisan sosial dapat berarti pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
    Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang

B. Lapisan Masyarakat terbagi menjadi 3, yaitu:
a)      Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah
b)      Masyarakat terdiri dari tiga kelas yaitu kelas atas, menengah dan bawah
c)   Sementara itu ada pula kita dengar: kelas atas, kelas menengah, kelas menengah bawah, dan kelas bawah

C. Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
   Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan
   Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
   Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
   Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

D. Berdasarkan sifatnya, pelapisan sosial dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pelapisan Sosial Tertutup
   Tipe pelapisan sosial dimana kemungkinan seorang individu untuk pindah dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial yang lain hampir tidak mungkin. Contohnya adalah sistem kasta pada masyarakat India.
2. Pelapisan Sosial Terbuka
   Tipe pelapisan sosial yang memungkinkan suatu individu untuk pindah ke kelompok sosial yang lain. Contohnya, apabila seorang anak orang miskin terus berusaha dan suatu saat menjadi orang yang berpengaruh dan sukses, maka dapat dikatakan bahwa ia sudah berpindah kelompok sosial.
3. Pelapisan Sosial Campuran
   Tipe pelapisan sosial yang merupakan pencampuran dari kedua tipe sebelumnya. Masyarakat yang menganut tipe ini biasanya memiliki sudut pandang yang berbeda dan tercampur dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Contoh, ada sekelompok masyarakat yang adatnya menganut sistem mirip kasta. Menurut Pelapisan sosial tertutup, individu dalam masyarakat tersebut tidak dapat berpindah ke kelompok sosial yang lain. Namun, apabila individu tersebut berusaha dan bekerja keras hingga menjadi sukses, dari segi ekonomi dan kehidupan sehari-hari, ia adalah orang terpandang.
 



Elite dan Massa

1. Elite
A. Pengertian Elite
   Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
   Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”.

B. Fungsi Elite
   Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini.
   Didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan dating. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
   Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
-  Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
-  Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
-  Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
-  Ciri-Ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.

2. MASSA
A. Pengertian Massa
   Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yanag secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
   Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
B. Ciri-ciri massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
-  Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
-  Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
-  Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
-  Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota­anggotanya




KESIMPULAN  :
   Di dalam berkehidupan manusia sosial terdapat adanya tingkatan atau lapisan didalamnya atau yang disebut juga stratifikasi sosial. Perwujudan dari gejala stratifikas sosial / pelapisan masyarakat ini yaitu tidak adanya suatu keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab dan juga serta pembagian nilai - nilai sosial pada anggota masyarakat sehingga menimbulkan adanya statifikasi / pelapisan ini.
   Elite dan Massa juga memiliki hubungan dengan stratifikasi / pelapisan ini, Elite dan Massa merupakan kedudukan yang ada di Stratifikasi / pelapisan masyarakat. Elite sebagai minoritas yang mempunyai kualifikasi tertentu yang keberadaannya diakui masyarakat yang berperan sebagai kelompok penentu. Sedangkan Massa adalah golongan dari individu - individu yang terdiri dari semua lapisan masyarakat yang sifatnya hanya berperan sebagai pendukung. 


Sumber - Sumber :

Pelapisan sosial, Elite dan Massa

Posted by : Dyhan
Sabtu, 14 November 2015
1 Comment

- Copyright © 2015 Dyhaη Haqnas - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -