Archive for 2015

Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

    Masyarakat  adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
    Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

1. Masyarakat Kota
Pengertian
  Masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
   Masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.

Ciri-ciri masyarakat kota
a). Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di               desa. 
b). Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung                   pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
c). Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-                  batas yang nyata.
d). Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh              warga kota dari pada warga desa.
e). Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada             faktor pribadi.
f). Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan               individu.

g). Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya                 terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
                                                                                                                                        
2. Masyarakat Desa
Pengertian
     Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau persatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
  Masyarakat pedesaan lebih bersosialisasi dengan kepribadian yang sederhana. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka hampir hafal semua penduduk yang tinggal di desa. Masyarakat pedesaan juga sangat ramah terhadap orang asing yang belum dikenalnya. Untuk kepribadian, masyarakat pedesaan lebih terkesan santai karena kerjanya tidak terlalu berat seperti masyarakat perkotaan. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan dan bersifat horizontal serta mementingkan kebersamaan. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan.

Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan
a).  Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih                mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di                      luar batas-batas wilayahnya.
b).  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
c). Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan –                         pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang                   biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d)   Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat             dan sebagainya.

Perbedaan Masyarakat Perkotaan dengan Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
a). Jumlah dan kepadatan penduduk
b    Stratifikasi social
c)   Pola interaksi social
d)   Lingkungan hidup
e)   Corak kehidupan social

Masyarakat Pedesaan
a)     Solidaritas social
b)     Mata pencaharian
c)     Mobilitas sosial



Kesimpulan
     Masyarakat kota dan desa saling berhubungan serta saling bergantung satu sama lain dan membangun sebuah sistem tatanan yang tidak dapat dipisahkan yang satu sama lain, meskipun memiliki banyak perbedaan tetapi saling memenuhi.



Sumber - Sumber :

Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

Posted by : Dyhan
Sabtu, 21 November 2015
0 Comments
PELAPISAN MASYARAKAT, ELITE & MASSA



PELAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI)

A. Pengertian Pelapisan Masyarakat
   Pelapisan masyarakat (social stratification) merupakan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya.
Pelapisan sosial dapat berarti pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
    Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang

B. Lapisan Masyarakat terbagi menjadi 3, yaitu:
a)      Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah
b)      Masyarakat terdiri dari tiga kelas yaitu kelas atas, menengah dan bawah
c)   Sementara itu ada pula kita dengar: kelas atas, kelas menengah, kelas menengah bawah, dan kelas bawah

C. Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
   Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan
   Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
   Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
   Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

D. Berdasarkan sifatnya, pelapisan sosial dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pelapisan Sosial Tertutup
   Tipe pelapisan sosial dimana kemungkinan seorang individu untuk pindah dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial yang lain hampir tidak mungkin. Contohnya adalah sistem kasta pada masyarakat India.
2. Pelapisan Sosial Terbuka
   Tipe pelapisan sosial yang memungkinkan suatu individu untuk pindah ke kelompok sosial yang lain. Contohnya, apabila seorang anak orang miskin terus berusaha dan suatu saat menjadi orang yang berpengaruh dan sukses, maka dapat dikatakan bahwa ia sudah berpindah kelompok sosial.
3. Pelapisan Sosial Campuran
   Tipe pelapisan sosial yang merupakan pencampuran dari kedua tipe sebelumnya. Masyarakat yang menganut tipe ini biasanya memiliki sudut pandang yang berbeda dan tercampur dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Contoh, ada sekelompok masyarakat yang adatnya menganut sistem mirip kasta. Menurut Pelapisan sosial tertutup, individu dalam masyarakat tersebut tidak dapat berpindah ke kelompok sosial yang lain. Namun, apabila individu tersebut berusaha dan bekerja keras hingga menjadi sukses, dari segi ekonomi dan kehidupan sehari-hari, ia adalah orang terpandang.
 



Elite dan Massa

1. Elite
A. Pengertian Elite
   Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
   Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”.

B. Fungsi Elite
   Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini.
   Didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan dating. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
   Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
-  Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
-  Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
-  Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
-  Ciri-Ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.

2. MASSA
A. Pengertian Massa
   Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yanag secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
   Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
B. Ciri-ciri massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
-  Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
-  Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
-  Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
-  Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota­anggotanya




KESIMPULAN  :
   Di dalam berkehidupan manusia sosial terdapat adanya tingkatan atau lapisan didalamnya atau yang disebut juga stratifikasi sosial. Perwujudan dari gejala stratifikas sosial / pelapisan masyarakat ini yaitu tidak adanya suatu keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab dan juga serta pembagian nilai - nilai sosial pada anggota masyarakat sehingga menimbulkan adanya statifikasi / pelapisan ini.
   Elite dan Massa juga memiliki hubungan dengan stratifikasi / pelapisan ini, Elite dan Massa merupakan kedudukan yang ada di Stratifikasi / pelapisan masyarakat. Elite sebagai minoritas yang mempunyai kualifikasi tertentu yang keberadaannya diakui masyarakat yang berperan sebagai kelompok penentu. Sedangkan Massa adalah golongan dari individu - individu yang terdiri dari semua lapisan masyarakat yang sifatnya hanya berperan sebagai pendukung. 


Sumber - Sumber :

Pelapisan sosial, Elite dan Massa

Posted by : Dyhan
Sabtu, 14 November 2015
1 Comment
PEMUDA DAN FENOMENA CABE-CABEAN



“Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”,
Dr.(H.C.) Ir. H. Soekarno
the first President of Indonesia

itulah perkataan founding father Presiden Pertama Indonesia Bung Karno yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan Negara.  Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

    Tak lama lagi kita semua bangsa Indonesia akan merayakan hari Sumpah Pemuda tepatnya tanggal 28 Oktober, hari dimana seluruh pemuda Indonesia bersama-sama serentak mengakui, mendeklarasikan, dan mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa. 

    Akan teteapi kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik,  pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura / mencari kesenangan),Generasi muda sepertinya sudah melupakan makna Sumpah Pemuda. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan para pemuda 87 tahun yang lalu sudah tidak tergambarkan. Sebagai gantinya, aksi tawuran yang anarkis maupun tindak kriminal serta pergaulan bebas dan maraknya penggunaan miras dan narkoba dan perilaku negatif lain nya seakaan melunturkan semangat dari sumpah pemuda. Hal ini terjadi karena kurangnya pendidikan karakter yang seharusnya diperoleh dari keluarga sejak dini. tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.

     Cabe-cabean adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gadis di bawah umur yang mulai merintis bisnis prostitusi. Awalnya, "cabe-cabean" adalah sebutan untuk gadis-gadis belia (ABG) usia SMP dan SMA yang terlibat dalam pergaulan malam terutama di seputar balapan liar jalanan. Kehadirannya selain menambah semarak balapan yang memicu adrenalin para cowok remaja, konon juga kerap dijadikan "bahan" taruhan. Ketika pertaruhan uang telah menjadi hal biasa, maka perlombaan demi mendapatkan "hadiah" yang ini, akan mendorong seseorang untuk menguji nyalinya. Dalam kasus ini, Cabe-cabean bukan saja sekadar menganut paham bebas bergaul, melainkan juga sampai pada tahap bebas di-"ehem". Cewek-cewek belia nan seksi ini memang beda bila dibandingkan remaja umumnya. Cabe-cabean ini memang tertarik dan suka berkerumun pada balapan liar. Ada pula yang bermotif mencari cowok jago balap dengan motor keren. Atau, sekadar mencari hiburan di malam hari di tempat-tempat mereka diterima dan dianggap dewasa. Di manakah tempat-tempat favorit mereka? Tentu saja di pinggir jalan tempat balap liar malam hari kerap berlangsung atau tempat nongkrong anak-anak motor, serta bengkel-bengkel modifikasi motor. Bagaimana tampilan favorit mereka? Mudah ditandai dengan atribut baju seksi dan celana pendek. Aksi merokok sering kali menemani mereka menghabiskan malam yang panjang itu.


KESIMPULAN :  
   Meskipun buruknya perilaku generasi muda Indonesia saat ini, perlahan mulai membaik dengan munculnya organisasi-organisasi yang berdedikasi dan mempunyai visi untuk generasi muda. Umumnya organisasi tersebut bergerak dalam bidang pemberdayaan pemuda untuk perubahan sosial. Semoga dengan adanya organisasi-organisasi dan kegerakan yang positif ini, generasi muda penerus bangsa akan bisa kembali berbegang pada makna dan kemurnian sumpah pemuda sehingga terjadi kesatuan  dan sifat cinta pada tanah air.







Sumber - Sumber :



Pemuda dan Fenomena Cabe-Cabean

Posted by : Dyhan
Jumat, 23 Oktober 2015
0 Comments
FUNGSI KELUARGA 
DAN 
INTERAKSI SOSIAL



FUNGSI KELUARGA

Pengertian Keluarga
    Menurut Sigmund Freud, pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi dari pada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.
    Maka dapat difahami bahwa Pengertian Keluarga adalah sekumpulan orang (rumah tangga) yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.

Ada pun beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga,yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis
  • Untuk meneruskan keturunan.
  • Memelihara dan membesarkan anak.
  • Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
  • Memelihara dan merawat anggota keluarga.


 2.   Fungsi Psikologi
  • Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
  • Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
  • Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
  • Memberikan Identitas anggota keluarga.


3.   Fungsi Sosialisasi
  • Membina sosialisasi pada anak. 
  • Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
  • Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.


4.   Fungsi Ekonomi
  • Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 
  • Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.


5.   Fungsi Pendidikan
  • Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk  perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
  • Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang  dewasa.
  • Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.





INTERAKSI SOSIAL

Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi. 


1.  Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu ;

a. Kontak sosial
      adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.

b. Komunikasi 
      artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.


2.  Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain 
  • Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
  • Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
  • Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
  • Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu


3.  Jenis Jenis Interaksi Sosial 
Interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 

a. Interaksi antara individu dan individu
      Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

b. Interaksi antara individu dan kelompok
      Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.

c. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok 
         Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.




KESIMPULAN :
     Keluarga sangat amat berperana dalam membentuk kepribadian seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama kali anak berinteraksi. Jika lingkungan keluarganya baik maka akan berdampak porsitif pada kepribadian anak sehingga anak tersebut akan baik juga, sedangkan sebaliknya jika lingkungan keluarga yang tidak baik  maka kepribadian anak tersebut bisa tidak baik juga.
        Interaksi sosial sangatlah penting bagi sebuah sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan komunikasi yang baik dan benar. Komunikasi dapat membuat kesejahteraan hidup bagi setiap individu. Interaksi sosial yang baik dan benar dapat mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. Interaksi sosial antar individu sangat dibutuhkan dalam menjalin sebuah hubungan seperti dalam menjalin hubungan kekeluargaan.



Sumber - Sumber ;



......

Fungsi Keluarga dan Jenis2 Interaksi Sosial

Posted by : Dyhan
Jumat, 16 Oktober 2015
0 Comments
Nama  :   Dyhan Haqnas Crespo
NPM   :   17115455
Kelas   :   1KA27
Universitas Gundarma




Migrasi dan Kebudayan

# Migrasi 

Pengertian Migrasi
            Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah suatu negara.



Jenis-jenis Migrasi dan Faktor-faktor Penyebabnya Migrasi


      A.   Jenis-jenis Migrasi





            Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.


1.  Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara dengan tujuan menetap
2.  Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara asalnya
3.  Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi                         disebut emigrant 


            Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang masih berda dalam lingkup satu wilayah Negara. Perpindahan yang merupakan migrasi internal antara lain sebagai berikut ;



1.   Urbanisasi adalah prepindahan dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.


  • Upah tenaga kerja di kota lebih tinggi daripada desa.
  • Lapangan pekerjaan formal maupun informal di kota lebih banyak daripada di desa.
  • Banyak hiburan dan fasilitas kehidupan yang lain.
  • Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
  • Ingin mencari pengalaman di kota


2.  Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia.

3.  Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

4.  Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.
5.  Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat berudara sejuk.
6.  Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota, sehingga setiap hari melaju (pergi dan pulang).
7.  Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju



     B.   Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Migrasi
Secara umum factor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah sebagai berikut :


  • Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru 
  • Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam lainnya 
  • Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar kelompok 
  • Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet (Rusia) yang berfaham komunis 
  • Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris 
  • Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi yang terjadi karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk irigasi dan PLTA 
  • Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

# Kebudayaan

Pengertian Kebudayaan     Kebudayaan=cultuur (bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL DI INDONESIA       
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multicultural karena masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budayanya masing-masing yang berbeda-beda. Oleh karena itu di Indonesia berkembang berbagai budaya local yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Budaya local itu merupakan unsure pembentuk budaya nasional. Sehingga keseluruhan budaya local yang berkembang di masyarakat Indonesia merupakan budaya nasional bangsa Indonesia.


Berikut ini beberapa contoh budaya local yang berkembang di masyarakat Indonesia:
  • Tradisi Upacara Labuhan Merapi (Budaya masyarakat Yogyakarta khususnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat).
  • Tradisi Ngaben (Budaya masyarakat Hindu-Bali)
  • Tradisi Batapung Tawar Maayun (Budaya masyarakat Martapura, Amuntai, Kandangan dan Banjarmasin)
  • Karaban Sapi (Budaya masyarakat Madura)
  • Tradisi Selamatan Dalam Lingkaran Hidup Manusia (Budaya masyarakat Jawa)


KESIMPULAN  :
Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan atau tradisi masyarakat melakukan hal hal tertentu contohnya seperti acara nyepi seperti yang ada di Bali. (umat Hindu)
Dan Migrasi itu merupakan suatu perpindahan penduduk dari daerah satu ke lainnya itu bisa disebabkan oleh ekonomi,bencara alam, pendidikan, sosial dll. 

http://kodimsblog.blogspot.co.id/2010/04/jenis-jenis-migrasi-dan-faktor-faktor.html
http://ips-abi.blogspot.co.id/2012/10/migrasi-penduduk.html
http://jimmyprianto.blogspot.com/2014/01/pengertian-kebudayaan.html
http://www.lepank.com/2014/06/pengertian-kebudayaan-secara-umum.html
http://ips-mrwindu.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-contoh-budaya-lokal-di.html

Migrasi dan Kebudayaan

Posted by : Dyhan
Jumat, 09 Oktober 2015
1 Comment

- Copyright © 2015 Dyhaη Haqnas - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -