Posted by : Dyhan Sabtu, 01 April 2017


Pendahuluan



   Seiring berkembangnya zaman, berkembang pula era teknologi informasi komunikasi yang melahirkan berbagai teknologi maupun aplikasi baru yang tentu nya bermanfaat akan tetapi pasti ada saja kendala yang menghadang bagi Organisasi. Hal ini membuat Organisasi - organisasi mencari cara bagaimana kendala IT tersebut dapat diminimalisir atau dicegah demi terciptanya sinkronisasi anatar Manajemen dengan IT .
  Oleh karena itulah muncul IT Infrastructure library (I.T.I.L) adalah sebuah sebuah kerangka/model best practice yang dapat digunakan oleh banyak organisasi TI sebagai acuan (conform), dan tidak berarti harus sama (comply). Dalam konsep conformance, variasi untuk fl  eksibilitas dalam mengadaptasi sebuah proses di sebuah organisasi, diizinkan, sejauh keseluruhan kerangka model yang diadaptasi masih dipergunakan. Namun dalam compliance, keseragaman dan kesesuaian cenderung menjadi kata kunci, bahkan secara periodik akan ada proses audit yang akan memastikan keseragaman dan kesesuaian ini.
  Dalam mengimplementasikan ITIL, organisasi TI sangat di rekomendasikan untuk mengadaptasi ITIL dalam koridor-koridor yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat dari organisasinya. Jadi, setiap organisasiTI cenderung akan memiliki keanekaragaman dalam mengimplementasikan/mengadaptasi proses-proses ITIL.
  Banyak organisasi TI saat ini menggunakan ITIL sebagai acuan untuk memperoleh kesesuaian terhadap sebuah standar internasional, yang dalam hal ini adalah ISO/IEC 20000:2005. Standar ini mensyaratkan berbagai hal dalam ITSM yang harus dipenuhi/dilakukan/diatur oleh organisasi TI jika ingin mendapatkan sertifikasi ISO, dan ITIL diakui sebagai salah satu model ITSM yang dapat digunakan untuk membantu pencapaian kesesuaian dengan standar ISO.



Analisa

 

Pengertian  IT Infrastructure Library (ITIL)

IT Infrastructure Library (ITIL) adalah sebuah kerangka best practice untuk memanage layanan-layanan TI yang terintegrasi dan berbasiskan proses. ITIL merupakan sekumpulan buku yang berisi best practice untuk memanage penyampaian layanan TI

Tujuan utama dari penerapan ITIL

-  Sebagai jembatan antara pihak manajemen dan divisi TI agar keduanya bisa    berkomunikasi lebih efektif dan efisien;
-  Dapat memanfaatkan infrastruktur TI yang ada dengan optimal;
-  Agar lebih mudah memanajemen infrastruktur TI dengan baik sehingga jika terjadi                       masalah dapat langsung memulihkan keadaan yang ada.


Cangkupan Kumpulan IT Infrastructure Library  (I.T.I.L)

1. Service Support
2. Service Delivery
3. Planning to Implement Service Management
4. ICT Infrastructure Management
5. Application Management
6. Business Perspective
7. Security Management
8. Software Asset


Siklus Layanan ITIL


Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.

1.      Service Strategy
    Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
    Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. 

Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
1.      Service Portfolio Management
2.      Financial Management
3.      Demand Management
    Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy    digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

   Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

2. Service Design.
    Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
    Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1.      Service Catalog Management
2.      Service Level Management
3.      Supplier Management
4.      Capacity Management
5.      Availability Management
6.      IT Service Continuity Management
7.      Information Security Management

3. Service Transition
    Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan    serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

          Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
           1. Transition Planning and Support
           2. Change Management
           3. Service Asset & Configuration Management
           4. Release & Deployment Management
           5. Service Validation
           6. Evaluation
           7. Knowledge Management
 
    4. Service Operation
         Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
     
    Proses-proses yang dicakup dalam Service Opertion yaitu:
        1. Event Management
        2. Incident Management
        3. Problem Management
        4. Request Fulfillment
        5. Access Management
    5. Continual Service Improvement  
      Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun sertamemelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle



     

     

    Referensi :
    https://artxmarket.wordpress.com/2010/03/24/information-technology-infrastructure-library-itil/ 

    https://itgid.org/memahami-siklus-information-technology-infrastructure-library-i-t-i-l-bagian-3-end/ 


    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

    - Copyright © 2015 Dyhaη Haqnas - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -