Archive for Februari 2018
PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
( Artificial Intelligence )
Definisi Kecerdasan
Buatan
Kecerdasan
didefinisikan oleh John McCarthy, Stanford sebagai kemampuan untuk mencapai
sukses dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan definisi ini, Kecerdasan
Buatan menawarkan baik media maupun uji teori kecerdasan. Teori-teori ini dapat
dinyatakan dalam bahasa program komputer dan dibuktikan eksekusinya pada
komputer nyata.
Program komputer
standar hanya dapat menyelesaikan persoalan yang di program secara spesifik.
Jika sebuah program standar perlu diubah untuk menyesuaikan diri dengan suatu
informasi baru, seluruh program harus dilihat satu persatu sampei kita dapatkan
ruang optimal untuk menyisipkan perubahan atau modifikasi tersebut. Cara
seperti ini tidak hanya memboroskan waktu, namun juga dapat mempengaruhi bagian
tertentu dari program itu sehingga menyebabkan terjadinya error.
Sebaliknya, Kecerdasan
Buatan dapat memungkinkan komputer untuk ‘berpikir’. Dengan cara
menyederhanakan program, Kecerdasan Buatan dapat menirukan proses belajar
manusia sehingga informasi baru dapat diserap dan digunakan sebagai acuan di
masa-masa yang akan datang. Manusia dapat menyerap informasi baru tanpa perlu
mengubah atau mempengaruhi informasi lain yang telah tersimpan. Menggunakan
program Kecerdasan Buatan membutuhkan cara yang jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan memakai program standar tanpa Kecerdasan Buatan di
dalamnya.
Teknik yang digunakan
dalam Kecerdasan Buatan memungkinkan dibuatnya sebuah program yang setiap
bagiannya mengandung langkah-langkah independen dan dapat diidentifikasi dengan
baik untuk dapat memecahkan sebuah atau sejumlah persoalan. Setiap potongan
bagian program adalah seperti sepotong informasi dalam pikiran manusia. Jika
informasi tadi diabaikan, pikiran kira secara otomatis dapat mengatur cara
kerjanya untuk menyesuaikan diri dengan fakta atau informasi yang baru
tersebut. Kita tidak perlu selalu mengingat setiap potongan informasi yang
telah kita pelajari. Hanya yang relevan dengan persoalan yang kita hadapi yang
kita gunakan. Demikian pula dalam Kecerdasan Buatan, setiap potongan bagian
program Kecerdasan Buatan dapat dimodifikasi tanpa mempengaruhi struktur seluruh
programnya. Keluwesan ini dapat menghasilkan program yang semakin efisien dan
mudah dipahami.
Sejarah Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan
merupakan bidang ilmu komputer yang sangat penting di era kini dan masa akan
datang untuk mewujudkan sistem komputer yang cerdas. Bidang ini telah berkembang sangat pesat di
20 tahun terakhir seiring dengan kebutuhan perangkat cerdas pada industry dan
rumah tangga, oleh karena itu buku ini memaparkan berbagai pandangan modern dan
hasil riset terkini yang perlu dikuasai
oleh para akademisi, pelajar dan praktisi lengkap dengan implementasi nyata.
Kata “intelligence”
berasal dari bahasa Latin “intelligo” ang bearti “saya paham”. Barti dasar dari intelligence ialah kemampuan
untuk memahami dan melakukan aksi. Sebenarnya,
area Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) atau disingkat dengan AI, bermula dari kemunculan komputer sekitar th
1940-an, meskipun sejarah perkembangannya dapat dilacak sejak zaman Mesir kuno.
Pada masa ini, perhatian difokuskan pada kemampuan komputer mengerjakan sesuatu
yang dapat dilakukan oleh manusia. Dalam
hal ini, komputer tersebut dapat meniru kemampuan kecerdasan dan perilaku
manusia[1].
McMulloh dan Pitts
pada tahun 1943 mengusulkan model matematis bernama perceptron dari neuron di
dalam otak. Mereka juga menunjukkan bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar
on-off dan neuron tersebut mampu untuk belajar dan memberikan aksi berbeda
terhadap waktu dari input yang diberikan.
Sumbangan terbesar di bidang AI diawali pada paper Alan Turing, pada
tahun 1950 yang mencoba menjawab
“Dapatkah computer berfikir” dengan menciptakan mesin Turing. Paper Alan Turing pada tahun 1950 berjudul
“Computing Machineri and Intelligence” mendiskusikan syarat sebuah mesin
dianggap cerdas. Dia beranggapan bahwa jika mesin dapat dengan sukses
berprilaku seperti manusia, kita dapat menganggapnya cerdas.
Pada akhir 1955,
Newell dan Simon mengembangkan The Logic
Theorist, program AI pertama. Program ini merepresentasikan masalah sebagai model pohon, lalu
penyelesaiannya dengan memilih cabang
yang akan menghasilkan kesimpulan terbenar. Program ini berdampak besar dan
menjadi batu loncatan penting dalam mengembangkan bidang AI. Pada tahun 1956
John McCarthy dari Massacuhetts
Institute of Technology dianggap sebagai bapak AI, menyelenggarakan konferensi
untuk menarik para ahli komputer bertemu, dengan nama kegiatan “The Dartmouth summer research
project on artificial intelligence.”
Konferensi Dartmouth itu mempertemukan para pendiri dalam AI, dan bertugas
untuk meletakkan dasar bagi masa depan
pemgembangan dan penelitian AI.
John McCarthy di saat itu
mengusulkan definisi AI adalah “ AI merupakan cabang dari ilmu komputer yang
berfokus pada pengembangan komputer untuk dapat memiliki kemampuan dan berprilaku
seperti manusia”
Pada tahun 1960 hingga 1970, muncul berbagai
dikusi bagaimana komputer dapat meniru sedetail mungkin pada kemampuan otak
manusia, dimana saat itu dapat dikategorikan sebagai “classical AI”. Pada tahun
1980, dimana computer yang semakin mudah diperoleh dengan harga yang lebih
murah menjadikan berbagai riset di bidang kecerdasan buatan berkembang sangat
pesat pada berbagai universitas. Tabel
1.1 merupakan rangkuman sejarah penting pengembagan bidang Kecerdasan Buatan.
Saat ini, hampir semua
perangkat komputer dan perangkat elektronika canggih menerapkan kccerdasan
buatan untuk membuat sistem lebih handal. Di masa yang akan datang,
diperkirakan semua perangkat elektronika dan komputer menjadi jauh lebih cerdas
karena telah ditanamkan berbagai metode
kecerdasan buatan.
Konsep Dasar Kecerdasan Buatan
1.
Sistem Pakar (Expert System), komputer sebagai sarana
untuk menyimpan pengetahuan para pakar sehingga komputer memiliki keahlian
menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki pakar.
2.
Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing),
user dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan bahasa sehari-hari, misal
bahasa inggris, bahasa indonesia, dan sebagainya.
3.
Pengenalan Ucapan (Speech Recognition), manusia dapat
berkomunikasi dengan komputer menggunakan suara.
4.
Robotika & Sistem Sensor.
5.
Computer Vision, menginterpretasikan gambar atau
objek-objek tampak melalui komputer.
6.
Intelligent Computer-Aided Instruction, komputer dapat
digunakan sebagai tutor yang dapat melatih & mengajar.
7.
Soft Computing
Contoh Studi
Kasus pada Latihan Data-Mining
Menggunakan AI software dari
Intelligensys latihan data-mining dilakukan untuk menghasilkan rule dari data
eksperimen yang disediakan oleh perusahaan farmasi multinasional besar.
Perusahaan itu terkejut dengan rule-rule yang dihasilkan, seperti mereka tidak
konsisten dengan persepsinya sendiri tentang proses produksinya. Sehingga
perusahaan mengulangi pekerjaan dan hasil eksperimennya yang sudah menyatakan
bahwa pengetahuan yang sudah dihasilkan dari AI tools itu benar. Ini karena
tujuan data-mining untuk menggali pengetahuan yang tersembunyi dari data, dan
pengetahuan ini mungkin baru bagi formulator dan di luar bidang keahlian dan
pengalamannya. Tanpa menggunakan AI tool ini, pengetahuan yang tersembunyi
dalam data dapat dengan mudah hilang dan tidak dikapitalisir.
Referensi / Sumber :
http://entin.lecturer.pens.ac.id/Kecerdasan%20Buatan/Buku/Bab%201%20Pengenalan%20Kecerdasan%20Buatan.pdf
https://www.academia.edu/6903601/AI01_Konsep_Dasar_AI
http://socs.binus.ac.id/2012/06/06/mengenal-kecerdasan-buatan-kini-dan-akan-datang/
Referensi / Sumber :
http://entin.lecturer.pens.ac.id/Kecerdasan%20Buatan/Buku/Bab%201%20Pengenalan%20Kecerdasan%20Buatan.pdf
https://www.academia.edu/6903601/AI01_Konsep_Dasar_AI
http://socs.binus.ac.id/2012/06/06/mengenal-kecerdasan-buatan-kini-dan-akan-datang/